AsbabunNuzul Surah al-Muddatstsir Ayat 1 dan 2, yaitu firman Allah ta'ala,. (al-Muddatstsir: 1-2). Sebab Turunnya Ayat. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, "Saya menyendiri Ayat 1-7, yaitu firman Allah ta'ala,. Bangunlah, lalu berilah peringatan! 1) the opinions of the . Ada pun arti dari surat al kahfi ayat 83 yaitu:. Contoh asbabun nuzul dalam bentuk peristiwa selanjutnya yaitu. Adapun asbabun nuzul surah albaqarah ayat 133 adalah "sebagai. "asbabun nuzul ayat ini adalah seperti yang dikatakan ali r.a.,"dan. "asbabun nuzul ayat ini adalah seperti yang dikatakan ali r.a.,"dan. Didalam kitab Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, bahwa Imam Bukhori dan Imam Muslim meriwayatkan hadis terkait asbabun nuzul Surat al-Mudatsir ayat 1-2. Diceritakan, ketika Nabi Muhammad beruzlah di Gua Hira selama sebulan lamanya, terdengar olehny suara yang memanggil-manggil nama beliau. Namun, Rasulullah tidak mendapati seorang pun di sana. Terlebihdahulu hendaknya dipahami pengertian dua istilah berikut yakni muqim dan mustauthin. Jika wudhu seseorang sempurna dan sesuai tuntunan syariat maka salatnya pun akan sah. Dalilnya adalah firman allah swt dalam alquran surat al mudatsir ayat 4: Source: sholeh-qosim.blogspot.com sumber kemenag.go.id. Keterangan mengenai QS. Al-Muddassir. Surat Al Muddatstsir terdiri atas 56 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Muzzammil. Dinamai Al Muddatstsir (orang yang berkemul) diambil dari perkataan Al Muddatstsir yang terdapat pada ayat pertama surat ini. ayat sebelumnya (37) QS. Al-Muddassir. TerjemahanArti Surah Al Muddastir Dalam Bahasa Inggris. Surah yang ke-74 dalam Al Qur'an dan terdiri dari 56 ayat. المدثر Al-Muddaththir - The Cloaked One 74:1 O thou enveloped in thy cloak, 74:2 Arise and warn! 74:3 Thy Lord magnify, 74:4 Thy raiment purify, 74:5 Pollution shun! 74:6 And show not favour, seeking wordly gain! 74:7 [] Darisemua pengertian atau definisi di atas dapat disimpulkan bahwa asbabun nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang melatarbelakangi apa-apa yang turun dalam al-qur'an dalam rangka menjawab, menjelaskan atau memberikan keterangan tentang persoalan ataupun peristiwa. SuratAl Lail ayat 1-21 diturunkan oleh Allah karena ada sebab-sebab tertentu di baliknya. Lantas, seperti apa kisah sebab turunnya surat ini? detikEduJumat, 05 Nov 2021 13:30 WIB Terjemahan Ayat 1-7 Surat Al Mudatsir dan Sebab Turunnya Surat Al Muddassir adalah surat ke-74 dalam Al Quran yang terdiri dari 56 ayat. Adminblog Kumpulan Surat Penting juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait sebab turunnya surat al mudatsir 1 7 dibawah ini. Asbabun Nuzul Surah Al Muminun Ayat 1 10 Suduthukumcom. Tadabbur Qs Al Mudatsir Ayat 1 7 Al Fikrah. Hashtag Photos Of Asbabulnuzul Imgarchive. Asbabun Nuzul Surah Al Muddatstsir Alislamu. AsbabunNuzul Surat Al-anam. Maulana Achmad. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 1 Full PDF related to this paper. Read Paper. Download Download PDF. Download Full PDF Package. Translate PDF. d4A1Iy. Surat Al Muddatsir lengkap Arab latin dan artinya. – Berikut bacaan Surat Al Muddatsir dan artinya dalam Bahasa Al Muddatsir merupakan surah ke-74 yang diturunkan setelah Surat Al ini tergolong sebagai surah makkiyah karena diturunkan di Alquran, Surat Al Muddatsir menempati juz 29 tepatnya setelah Surat Al Muzzammil [yaa ayyuhal muzammil].Surat Al Muddatsir namanya diambil dari bacaan ayat dalam Bahasa Indonesia, Al Muddatsir ialah orang yang simak bacaan Surat Al Muddatsir lengkap Arab latin dan artinya dalam Bahasa ayyuhaal muddat tsir. Surah Al Mudatsir Arab, Latin dan Terjemahan Artinya – Penjelasan surat Al Mudatsir adalah surah ke-74 dalam Al Qur’an yang terdiri atas 56 ayat. Surat ini tergolong surat Makkiyah karena diturunkan di kota Mekkah dan diturunkan setelah surah Al Muzzammil. Surat ini dinamakan Al Muddatstsir yang terdapat pada ayat pertama yang artinya [Orang yang berkemul] / [berselimut]. Pokok isi kandungan Surah Al Mudatsir Ayat 1-7 Adapun isi kandungan atau makna surah Al Mudattsir ayat 1-7 adalah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan agama Islam kepada umat manusia. Asbabun Nuzul Surah Al-Mudatsir Sebab diturunkannya surah Al Mudatsir Ayat 1 dan 2 Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Saya menyediri di Gua Hira selama sebulan. Setelah selesai, saya lalu bermaksud turun ke bawah. Ketika berada di pertengahan bukit, tiba-tiba terdengar sebuah suara memanggil, tapi saya tidak melihat seorang pun. Akan tetapi, tatkala saya mengangkat kepala, tiba-tiba terlihat malaikat yang sebelumnya mendatangi saya. Saya langsung bergegas pulang. Sesampainya di rumah, saya lalu berkata, Selimuti saya!” Allah lalu menurunkan ayat, “Wahai orang yang berkemul [berselimut]! Bangunlah, lalu berilah peringatan!”. Sebab turunnya surat Al Mudatsir Ayat 11 Imam al-Hakim meriwayatkan suatu riwakay yang shahih dari Ibnu Abbas, “Suatu ketika, Walid ibnul-Mughirah mendatangi Rasulullah. Beliau lantas membacakan beberapa potong ayat Al-Quran kepadanya. Hati Walid terlihat seperti tersentuh [terpengaruh] dengan ayat-ayat tersebut. Ketika kejadian itu didengar oleh Abu Jahal, ia langsung mendatangi Walid dan berkata, Wahai Paman, sesungguhnya kaummu bermaksud mengumpulkan uang untuk diberikan kepadamu. Sesungguhnya engkau mendatangi Muhammad dengan maksud untuk menentang/merintangi apa [yang telah kita sepakati] sebelumnya.’ Mendengar hal itu, Walid lalu menjawab, “Sesungguhnya seluruh orang Quraisy mengetahui bahwa saya adalah orang yang paling kaya di antara mereka.’ Abu Jahal lantas berkata, Jika demikian, ucapkanlah sesuatu yang menunjukkan kepada kaummu bahwa engkau mengingkari seruan Muhammad dan membencinya.’ Walid lalu menjawab, Akan tetapi, apa yang harus saya katakan? Demi Allah, tidak ada seorang pun di antara kalian yang paling menguasai seluk-beluk syair dari saya, sebagaimana tidak ada yang lebih menguasai ilmu sajak, puisi, bahkan syair-syair jin ketimbang saya. Demi Allah, apa yang diucapkannya itu tidak sedikit pun menyerupai hal-hal tadi [syair, sajak, puisi dan lainnya]. Demi Allah, kata-kata yang diucapkannya itu sungguh menawan dan menarik hati. Apa yang dikatakannya itu bersinar di atasnya dan bercahaya di bawahnya. Kata-kata tersebut mahaagung, tidak ada yang dapat menandinginya. Ia juga melibas habis apa yang ada di bawahnya.!’ Mendengar ucapan Walid itu, Abu Jahal menjawab, Sungguh kaummu belum akan tenang sampai engkau mengucapkan sesuatu [yang mencela Muhammad].’ Walid lalu berkata, “Beri saya kesempatan untuk memikirkannya.’ Setelah berpikir beberapa lama, tiba-tiba Walid berkata, Ini adalah sihir yang dipelajarinya dari orang lain!’ Tidak lama kemudian, turunlah ayat, “Biarkanlah Aku [yang bertindak] terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya.” Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan riwayat senada dari jalur yang lain. Sebab diturunkannya Ayat 30 Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi dalam kitab al-Ba’ts meriwayatkan dari Al-Barra’ bahwa beberapa orang Yahudi menanyakan kepada salah seorang sahabat Nabi saw. tentang para penjaga neraka. Sahabat tersebut lantas datang kepada Nabi saw. untuk menanyakannya. Pada saat itu juga turun ayat 31. Sebab diturunkannya Ayat 31 Dari Abu Ishaq diriwayatkan bahwa suatu hari Abu Jahal berkata, “Wahai sekalian warga Quraisy, Muhammad menyatakan bahwa bala tentara Allah yang nantinya akan mengazab kalian di neraka berjumlah sembilan belas, sementara kalian berjumlah sangat banyak. Mungkinkah seratus orang dari kalian tidak mampu menghadapi satu dari mereka!” Allah lalu menurunkan ayat ini. Riwayat yang mirip dengan di atas juga diriwayatkan oleh Qatadah. Diriwayatkan dari Suddi, “Ketika turun ayat 30, Di atasnya ada sembilan belas [malaikat penjaga],’ seorang laki-laki dari Quraisy bernama Abu Asydaq berkata, Wahai orang-orang Quraisy, janganlah kalian merasa gentar dengan sembilan belas malaikat tersebut. Dengan bahu kanan saya ini saja saya akan mengatasi sepuluh dari mereka, sementara yang sembilan lagi dengan bahu kiri.’ Allah lalu menurunkan ayat ini.” Sebab diturunkannya Al Mudatsir Ayat 52 Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Suddi yang berkata, “Mereka orang-orang kafir Quraisy] berkata, Sekiranya Muhammad memang benar maka bisakah ia mendatangkan, ketika kita bangun dari tidur di pagi hari, sebuah lembaran yang di dalamnya tercantum pembebasan kita dari neraka?’ Tidak lama kemudian turunlah ayat ini.” Sumber Diadaptasi dari Jalaluddin As-Suyuthi, Lubaabun Nuquul fii Asbaabin Nuzuul, atau Sebab Turunnya Ayat Al-Qur’an, terj. Tim Abdul Hayyie [Gema Insani], hlm. 602 – 606. *** Berikut ini teks bacaan atau lafadz surah Al-Mudatsir Arab, latin, dan terjemahan artinya [bahasa Indonesia]. Teks Bacaan Surat Al Mudatsir Arab, Latin, dan Terjemahan Artinya Surah Al Mudatsir[Orang yang berkumul]Juz 29Surat ke 74 56 ayat بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ Bismillahirrahmaanirrahiim[i] Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ Yaa ayyuhaal muddats-tsir[u] 1. “Hai orang yang berkemul [berselimut],” Qum fa-andzir 2. “bangunlah, lalu berilah peringatan!” Warabbaka fakabbir 3. “dan Tuhanmu agungkanlah!” Watsiyaabaka fathahhir 4. “dan pakaianmu bersihkanlah,” Warrujza faihjur 5. “dan perbuatan dosa tinggalkanlah,” وَلَا تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ Walaa tamnun tastaktsir[u] 6. “dan janganlah kamu memberi [dengan maksud] memperoleh [balasan] yang lebih banyak.” Wa lirabbika faashbir 7. “Dan untuk [memenuhi perintah] Tuhanmu, bersabarlah.” فَإِذَا نُقِرَ فِي ٱلنَّاقُورِ Fa idzaa nuqira fiinnaaquur[i] 8. “Apabila ditiup sangkakala,” فَذَٰلِكَ يَوۡمَئِذٍ يَوۡمٌ عَسِيرٌ Fa dzaalika yauma-idzin yaumun asiir[un] 9. “maka waktu itu adalah waktu [datangnya] hari yang sulit,” عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ غَيۡرُ يَسِيرٌ Alal kaafiriina ghairu yasiir[in] 10. “bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.” ذَرۡنِي وَمَنۡ خَلَقۡتُ وَحِيدٗا Dzarnii wa man khalaqtu wahiidaa[n] 11. “Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian [1526].” وَجَعَلۡتُ لَهُۥ مَالٗا مَّمۡدُودٗا Wa ja’altu lahuu maaalan mamduudaa[n] 12. “Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,” Wa baniina syuhuudaa[n] 13. “dan anak-anak yang selalu bersama dia,” وَمَهَّدتُّ لَهُۥ تَمۡهِيدٗا Wa mahhadtu lahuu tamhiidaa[n] 14. “dan Ku lapangkan baginya [rezki dan kekuasaan] dengan selapang-lapangnya,” ثُمَّ يَطۡمَعُ أَنۡ أَزِيدَ Tsumma yathma’u an aziid[a] 15. “kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya.” كَلَّآۖ إِنَّهُۥ كَانَ لِأٓيَٰتِنَا عَنِيدٗا Kallaa, innahuu kaana li-aayaatinaa aniidaa[n] 16. “Sekali-kali tidak [akan Aku tambah], karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami [Al Quran].” Sa-urhiquhuu sha’uudaa[n] 17. “Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan.” إِنَّهُۥ فَكَّرَ وَقَدَّرَ Innahuu fakkara waqaddar[a] 18. “Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan [apa yang ditetapkannya],” Fa qutila kaifa qaddar[a] 19. “maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?,” ثُمَّ قُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَ Tsumma qutila kaifa qaddar[a] 20. “kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,” Tsumma nazhar[a] 21. “kemudian dia memikirkan,” Tsumma abasa wabasar[a] 22. “sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,” ثُمَّ أَدۡبَرَ وَٱسۡتَكۡبَرَ Tsumma adbara waastakbar[a] 23. “kemudian dia berpaling [dari kebenaran] dan menyombongkan diri,” فَقَالَ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٌ يُؤۡثَرُ Fa qaala in haadzaa illaa sihrun yu`tsar[u] 24. lalu dia berkata “[Al Quran] ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari [dari orang-orang dahulu],” إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا قَوۡلُ ٱلۡبَشَرِ In haadzaa illaa qaulul basyar[i] 25. “ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.” Saushliihi saqar[a] 26. “Aku akan memasukkannya ke dalam [neraka] Saqar.” وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا سَقَرُ Wa maa adraaka maa saqar[u] 27. “Tahukah kamu apakah [neraka] Saqar itu?” Laa tubqii wa laa tadzar[u] 28. “Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan [1527].” Lau-waahatul[n]-lilbasyar[i] 29. “[Neraka Saqar] adalah pembakar kulit manusia.” عَلَيۡهَا تِسۡعَةَ عَشَرَ Alaihaa tis’ata asyar[a] 30. “Dan di atasnya ada sembilan belas [malaikat penjaga].” وَمَا جَعَلۡنَآ أَصۡحَٰبَ ٱلنَّارِ إِلَّا مَلَٰٓئِكَةٗۖ وَمَا جَعَلۡنَا عِدَّتَهُمۡ إِلَّا فِتۡنَةٗ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ لِيَسۡتَيۡقِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَيَزۡدَادَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِيمَٰنٗا وَلَا يَرۡتَابَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَلِيَقُولَ ٱلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَٱلۡكَٰفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ وَمَا يَعۡلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَۚ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكۡرَىٰ لِلۡبَشَرِ Wa maa ja’alnaa ashhaabannaari illaa malaa-ikatan wa maa ja’alnaa iddatahum illaa fitnatal[n] lil-ladziina kafaruu liyastaiqinal-ladziina uutuul kitaaba wayazdaadal-ladziina aamanuu iimaanan walaa yartaabal-ladziina uutuul kitaaba wal mu`minuuna waliyaquulal-ladziina fii quluubihim maradhun wal kaafiruuna maadzaa araadallahu bihaadzaa matsalaa kadzaalika yudhillullahu man yasyaa-u wayahdii man yasyaa-u wa maa ya’lamu junuuda rabbika illaa huwa wamaa hiya illaa dzikraa lilbasyar[i] 31. Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir [mengatakan] “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. Kallaa wal qamar[i] 32. “Sekali-kali tidak [1528], demi bulan,” Wal laili idz adbar[a] 33. “dan malam ketika telah berlalu,” وَٱلصُّبۡحِ إِذَآ أَسۡفَرَ Wash-shub-hi idzaa asfar[a] 34. “dan subuh apabila mulai terang.” إِنَّهَا لَإِحۡدَى ٱلۡكُبَرِ Innahaa la-ihdal kubar[i] 35. “Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar,” Nadziiral[n]-lilbasyar[i] 36. “sebagai ancaman bagi manusia.” لِمَن شَآءَ مِنكُمۡ أَن يَتَقَدَّمَ أَوۡ يَتَأَخَّرَ Li man syaa-a minkum an yataqaddama au yataakh-khar[a] 37. “[Yaitu] bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur [1529].” كُلُّ نَفۡسِۢ بِمَا كَسَبَتۡ رَهِينَةٌ Kullu nafsin bimaa kasabat rahiinah[tun] 38. “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,” إِلَّآ أَصۡحَٰبَ ٱلۡيَمِينِ Illaa ashhaabal yamiin[i] 39. “kecuali golongan kanan,” فِي جَنَّٰتٍ يَتَسَآءَلُونَ Fii jannaatin yatasaa-aluun[a] 40. “berada di dalam syurga, mereka tanya menanya,” Anil mujrimiin[a] 41. “tentang [keadaan] orang-orang yang berdosa,” مَا سَلَكَكُمۡ فِي سَقَرَ Maa salakakum fii saqar[a] 42. “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar [neraka]?” قَالُواْ لَمۡ نَكُ مِنَ ٱلۡمُصَلِّينَ Qaaluuu lam naku minal mushalliin[a] 43. Mereka menjawab “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat,” وَلَمۡ نَكُ نُطۡعِمُ ٱلۡمِسۡكِينَ Wa lam naku nuth’imul miskiin[a] 44. “dan kami tidak [pula] memberi makan orang miskin,” وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ ٱلۡخَآئِضِينَ Wa kunnaa nakhuudhu ma’al khaa-idhiin[a] 45. “dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya,” وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوۡمِ ٱلدِّينِ Wa kunnaa nukadz-dzibu bi yaumiddiin[i] 46. “dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,” حَتَّىٰٓ أَتَىٰنَا ٱلۡيَقِينُ Hattaa ataanaal yaqiin[u] 47. “hingga datang kepada kami kematian.” فَمَا تَنفَعُهُمۡ شَفَٰعَةُ ٱلشَّٰفِعِينَ Fa maa tanfa’uhum syafaa’atusy-syaafi’iin[a] 48. “Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at.” فَمَا لَهُمۡ عَنِ ٱلتَّذۡكِرَةِ مُعۡرِضِينَ Fa maa lahum anittadzkirati mu’ridhiin[a] 49. “Maka mengapa mereka [orang-orang kafir] berpaling dari peringatan [Allah]?,” كَأَنَّهُمۡ حُمُرٌ مُّسۡتَنفِرَةٌ Ka-annahum humurun mustanfirah[tun] 50. “seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut,” Farrat min qaswarah[tin] 51. “lari daripada singa.” بَلۡ يُرِيدُ كُلُّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُمۡ أَن يُؤۡتَىٰ صُحُفٗا مُّنَشَّرَةٗ Bal yuriidu kulluumri-in minhum an yu`taa shuhufan munasy-syarah[tan] 52. “Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka.” كَلَّاۖ بَل لَّا يَخَافُونَ ٱلۡأٓخِرَةَ Kallaa, bal laa yakhaafuuna-aakhirah[ta] 53. “Sekali-kali tidak. Sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat.” كَلَّآ إِنَّهُۥ تَذۡكِرَةٌ Kallaa innahu tadzkirah[tun] 54. “Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya Al Quran itu adalah peringatan.” Fa man syaa-a dzakarah[u] 55. “Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran daripadanya [Al Quran].” وَمَا يَذۡكُرُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُۚ هُوَ أَهۡلُ ٱلتَّقۡوَىٰ وَأَهۡلُ ٱلۡمَغۡفِرَةِ Wa maa yadzkuruuna illaa an yasyaa-allahu huwa ahlut taqwa wa ahlul maghfirah[ti] 56. “Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran daripadanya kecuali [jika] Allah menghendakinya. Dia [Allah] adalah Tuhan Yang patut [kita] bertakwa kepada-Nya dan berhak memberi ampun.” Video Bacaan Surat Al Mudatsir Baca juga Bacaan Surah Al Qariah Demikianlah artikel tentang surah Al-Mudatsir Arab, latin, dan terjemahan artinya. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan terima kasih. Jakarta - Ayat 1-7 surat Al Mudatsir berisi tentang beberapa perintah Allah SWT yang ditujukan kepada Rasul-Nya. Ayat ini kerap disebut sebagai ayat tentang kebersihan, tepatnya pada ayat Al Mudatsir adalah surat ke-74 dalam urutan mushaf Al Quran. Surat ini terdapat dalam juz 29. Nama Al Mudatsir المدثّر diambil dari ayat pertama pada permulaan surat. Al Mudatsir artinya orang-orang yang berkemul atau ulama Ulumul Quran sepakat surat Al Mudatsir diturunkan di Kota Mekkah dan tergolong surat Makkiyah. Surat ini disusun pada urutan tepat setelah surat Al Muzzammil dan sebelum surat Al keseluruhan, surat Al Muddassir terdiri dari 56 ayat. Berikut terjemahan ayat 1-7 surat Al Mudatsirيٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ - ١Artinya 1. Wahai orang yang berkemul berselimut!قُمْ فَاَنْذِرْۖ - ٢Artinya 2. bangunlah, lalu berilah peringatan!وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ - ٣Artinya 3. dan agungkanlah Tuhanmu,وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ - ٤Artinya 4. dan bersihkanlah pakaianmu,وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ - ٥Artinya 5. dan tinggalkanlah segala perbuatan yang keji,وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُۖ - ٦Artinya 6. dan janganlah engkau Muhammad memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih فَاصْبِرْۗ - ٧Artinya 7. Dan karena Tuhanmu, nuzul ayat 1-7 surat Al MudatsirAda beberapa versi mengenai sebab turunnya ayat-ayat pada surat Al Muddassir. Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ayat pertama surat Al Mudatsir adalah ayat Al Quran yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW. Pendapat ini merujuk pada riwayat Imam Bukhari dalam Bukhari mengatakan melalui hadits Yahya ibnu Abu Kasir, dari Abu Salamah, dari Jabir; ia pernah mengatakan bahwa ayat Al-Qur'an yang mula-mula diturunkan adalah firman-Nya Hai orang yang berkemul berselimut. Al-Muddassir1Namun demikian, jumhur ulama sepakat bahwa ayat yang pertama kali diturunkan adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Kala itu Jibril turun dengan membawa wahyu "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari 'alaq. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Al-'Alaq 1-5.Pendapat lain berasal dari Imam Thabrani. Namun, dia meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari jalur Ibnu Abbas. Tatkala Walid ibnul-Mughirah bertanya kepada orang-orang Quraisy terkait Nabi Muhammad SAW, sebagian dari mereka mengatakan bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW merupakan sihir yang dipelajari dari orang-orang ucapan tersebut, Rasulullah SAW merasa sedih lantas menutup kepalanya dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Lalu, turunlah ayat "Wahai orang yang berkemul berselimut! hingga ayat ke-7 surat Al Mudatsir. Demikian seperti dikutip dari buku Asbabun Nuzul yang disusun Ach Fawaid. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] kri/row Asbabun nuzul Al-Ashr, sumber foto Al-Ashr merupakan surat pendek yang ada di dalam Al-Quran yang biasa dilafalkan saat menjalankan sholat fardu atau shalat sunnah. Surat ini memiliki asbabun nuzul yang membahas mengenai waktu seperti tafsir dari surat Al-Ashr. Berikut adalah asbabun nuzul dan tafsir dari Al-Ashr Nuzul Al-AshrDikutip dari buku Juz Amma for Kids, Meti Herawati 2015 38 asbabun nuzul dari surat Al Ashr menurut Muhammad Abduh berkaitan dengan kebiasaan dari masyarakat Arab. Di sore hari, mereka suka duduk dan bercakap-cakap membicarakan tentang berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pula yang membanggakan asal usul nenek moyang mereka. Kedudukan serta harta kekayaan mereka yang mengakibatkan pembicaraan mereka tidak memiliki arah yang jelas dan seringkali menimbulkan pertikaian dan sebagian dari mereka ada yang mengutuk waktu Ashar. Menganggap waktu Ashar adalah waktu yang celaka, waktu yang naas, banyak bahaya yang terjadi pada waktu asar. Dari kejadian ini kemudian Allah SWT menurunkan surat Al-Ashr yang menjelaskan mengenai kerugian menusia yang menyia-nyiakan waktu Al-AshrIlustrasi tafsir Al-Ashr, sumber foto Al-Ashr yang terdiri dari tiga ayat ini memiliki tafsir sebagai berikut Ayat 1 bersumpah dengan menyebut masa. Masa berarti waktu yang dilalui, waktu yang dialami seseorang. Apabila Allah SWT, bersumpah dengan makhluknya berarti suatu isyarat bagi Rasulullah SAW dan orang-orang yang beriman agar memerhatikan terhadap makhluk yang digunakan untuk bersumpah. Dengan demikian, maksud ayat pertama surat ini adalah agar Rasulullah SAW dan orang-orang yang beriman lebih memerhatikan masalah waktu. Dan mampu memanfaat waktu sebaik-baiknya untuk hal-hal yang terpuji sesuai ajaran Islam. Kita sadari atau tidak, waktu itu tidak akan berhenti walaupun sedetik, apalagi terulang pagi hari ini bukan pagi hari kemarin bukan pula pagi hari 2 menjelaskan bahwa kebanyakan manusia dalam keadaan merugi. Kerugian yang dialami manusia adalah bahwa kesempatan di dunia tidak digunakan dengan 3 menjelaskan tentang cara yang harus ditempuh agar manusia tidak termasuk orang yang rugi. Dalam ayat ini ada tiga syarat agar orang tidak rugi, yaitu beriman dan beramal saleh, saling menasehati dalam hal kebenaran, dan saling menasehati tentang adalah asbabun nuzul dan tafsir surat Al-Ashr lengkap yang bisa kita pelajari bersama dan kita ambil hikmanya dari diturunkannya surat ini. WWN